Rukiah, Mengabdi 17 Tahun sebagai Guru Honorer Kini Lulus PPPK
By Admin
nusakini.com, - Namanya Rukiah Khairani Sipahutar, S.Pd (41). Dia tercatat sebagai tenaga honorer di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Padang Lawas. Prefesi ini dijalananya selama 17 tahun, menjadi abdi negara yang bertugas mencerdaskan anak bangsa.
Pada 1 Januari 2025, senyum Rukiah mengembang, setelah tahu dia lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kinerja (PPPK) Kementerian Agama. Rabu (9/1/2025), wanita yang hobi jalan-jalan dan memasak ini berbagi cerita tentang pengabdiannya sebagai honorer hingga lulus PPPK.
Selama 17 tahun bekerja di madrasah, Rukiah menghadapi berbagai tantangan, baik dalam aspek finansial maupun emosional. Namun, semangatnya untuk mencerdaskan anak bangsa dan mengabdi kepada dunia pendidikan tidak pernah surut.
“Saya mulai bekerja sebagai tenaga honorer pada 2008, dengan harapan bisa memberikan kontribusi dalam mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak. Meski penuh tantangan, saya merasa ini adalah jalan hidup yang harus saya jalani dengan penuh tanggung jawab,” ujar Rukiah, dengan mata berbinar.
Setiap hari, Rukiah datang lebih awal dan pulang lebih larut dibandingkan dengan tenaga pengajar lainnya. Meskipun tidak memiliki jaminan pekerjaan yang pasti, Rukiah tetap berkomitmen memberikan pengajaran terbaik kepada siswa-siswi di MAN 2 Padang Lawas. Ia mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, dan dikenal sangat dekat dengan para siswa, selalu sabar dan penuh perhatian dalam membimbing mereka.
Namun, perjuangan Rukiah sebagai tenaga honorer tidaklah tanpa tantangan. Gaji yang tidak menentu dan ketiadaan jaminan pensiun menjadi beban berat yang harus ia tanggung selama bertahun-tahun.
“Terkadang, gaji yang diterima sangat kecil, bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, saya selalu berusaha untuk tidak mengeluh, karena bagi saya, setiap anak yang saya ajar adalah kebahagiaan tersendiri,” tambahnya.
Rukiah juga merasakan betapa sulitnya harapan akan pengakuan yang lebih bagi tenaga honorer. Ia berharap, suatu saat nanti, tenaga honorer seperti dirinya bisa mendapatkan perhatian lebih, baik dalam hal kesejahteraan maupun status pekerjaan yang lebih jelas.
"Saya hanya ingin ada kejelasan dan penghargaan terhadap kerja keras kami," ungkapnya dengan tulus.
Rukiah berharap perjuangannya selama 17 tahun sebagai tenaga honorer bisa menginspirasi generasi penerus dan memberikan semangat untuk terus berjuang, meskipun dalam kondisi yang sulit. “Mungkin pengakuan itu datang terlambat, tapi saya yakin setiap pengabdian akan selalu mendapat tempat di hati anak-anak didik saya,” tuturnya dengan senyum tulus.
“Saya berkomitmen untuk mengabdi sebagai pegawai PPPK, sekaligus terus melakukan pengembangan diri, baik dalam mengajar maupun dalam karir. Selain itu, saya juga berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar di dunia Pendidikan,” ungkapnya.Rukiah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, suami, mertua, saudara-saudari, teman sejawat, serta siswa-siswi tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan kepada saya. Tanpa mereka perjalanan ini tidak akan mungkin dilalui.
Kepala MAN 2 Padang Lawas, Sahat Parulian, mengaku kagum dengan dedikasi Rukiah. “Ibu Rukiah adalah salah satu contoh nyata perjuangan tanpa pamrih. Meskipun tidak mendapatkan imbalan yang setimpal, beliau tetap mengajar dengan sepenuh hati dan selalu hadir untuk siswa-siswi Madrasah kami. Kami sangat berterima kasih atas dedikasi beliau yang luar biasa,” ujarnya. (*)